Penyuluh KUA Gedongtengen Sampaikan Dakwah Berbahasa Jawa di Radio: “Opo Kang Diadepi Muslim Lan Muslimah”

Penyuluh KUA Gedongtengen Sampaikan Dakwah Berbahasa Jawa di Radio: Bahas Kitab Masaailunnisaa Bab “Opo Kang Diadepi Muslim Lan Muslimah”
Yogyakarta, Selasa 29 Juli 2025 — Penyuluh Agama Islam KUA Gedongtengen, Ibu Siti Chadamiyatul Jannah, kembali menyapa masyarakat melalui siaran radio dakwah Islam berbahasa Jawa. Dalam kesempatan tersebut, beliau mengupas isi Kitab Masaailunnisaa, khususnya bab “Opo Kang Diadepi Muslim Lan Muslimah”, yang menjelaskan tentang tujuh perkara penting yang akan dihadapi oleh setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan muslim.
Melalui siaran yang ditayangkan RRI penyuluh menjelaskan bahwa dalam kehidupan ini, umat Islam akan berhadapan dengan tujuh perkara besar yang menentukan keselamatan dunia dan akhirat. Ketujuh perkara tersebut merupakan tanggung jawab utama yang wajib diketahui dan dipersiapkan oleh setiap muslim dan muslimah.
Dalam gaya bahasa Jawa yang halus dan mudah dipahami, Bu Siti menyampaikan bahwa tujuh perkara tersebut antara lain adalah: urip (kehidupan), pati (kematian), kubur (alam kubur), mahsyar (hari berkumpul), hisab (perhitungan amal), mizan (timbangan amal), lan sirath (jembatan di akhirat). Penjelasan ini disampaikan secara mendalam agar pendengar tidak hanya mengetahui secara teori, tetapi juga dapat mengambil hikmah dan mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan sesuai ajaran Islam.
Penyuluhan melalui media radio ini merupakan bagian dari inovasi dakwah KUA Gedongtengen yang menjangkau masyarakat secara luas, khususnya generasi tua dan masyarakat yang lebih akrab dengan bahasa daerah. Program dakwah ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman keagamaan sekaligus melestarikan nilai-nilai tradisional yang sarat makna.
Kepala KUA Gedongtengen, H. Noerohini, S.Ag., M.H., memberikan apresiasi atas konsistensi para penyuluh dalam memanfaatkan media dakwah alternatif. “Siaran radio berbahasa Jawa seperti ini sangat efektif untuk menyampaikan nilai-nilai Islam dengan pendekatan budaya lokal yang santun dan membumi,” ungkapnya.
Dengan kegiatan ini, KUA Gedongtengen terus berkomitmen menguatkan layanan bimbingan keagamaan yang inklusif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.