Penyuluh Katolik Dampingi Wabin Yang Akan Kembali Ke Masyarakat

Yogyakarta (Garakat)-Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Edelbertus Jara, S. Fil., melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi Warga Binaan di Lapas Kelas IIA Kota Yogyakarta pada Kamis, 15/5/2025. Awalnya Edelbertus melaksanakan Katekese terkait Dogma Tentang Maria dan Beriman dalam Persekutuan. Berikutnya Doa Rosario bersama yang dipimpin Daniel dan Migel. Daniel dan Migel merupakan Mahasiswa pemerhati penjara (Lapas) yang secara rutin datang bersama Penyuluh Katolik setiap Hari Kamis saat pembinaan di Lapas.
Setelah Rosario dilanjutkan diskusi bersama Wabin dengan tema: “Keselamatan Tidak Tunggu Diakhir Zaman Tetapi Dimulai Saat Ini dan Berakhir Di Sana” Untuk membuka diskusi Edelbertus meminta Wabin yang lebih dari sekali masuk Lapas silahkan maju ke depan. Empat orang Wabin maju ke depan dan mereka ini diminta membagikan pengalaman (Sharing) masing masing ketika bebas dan kembali ke keluarga dan masyarakat. Wabin pertama mengatakan bahwa Puji Tuhan keluarga masih menerima, warga sekitar bersama Pak RT juga datang ngobrol dan mengatakan silahkan beraktifitas seperti biasa di wilayah sini namun jangan membuat masalah lagi. Wabin yang kedua memilih tinggal bersama teman karena keluarganya jauh di Aceh.
Wabin ketiga memilih pindah ke Surabaya biar tidak malu. Wabin keempat karena sudah bercerai dengan istri maka bingung dan memilih tinggal di Kos. Itu pengalaman penerimaan/perasaan mereka Ketika Kembali ke keluarga dan masyarakat. Nah pengalaman teman berempat ini menjadi refleksi buat teman-teman yang baru pertama kali masuk Lapas dan pada saatnya juga akan bebas dan kembali ke keluarga dan masyarakat.
Pertanyaan berikutnya tentang penghidupan berkelanjutan/livelihood. Nah terkait cara mendapat sumber penghasilan di sini muncul diskusi dan juga pertanyaan kepada Pemandu diskusi. Satu peserta bertanya; Pak Edelbertus kami ini sudah mendapat stigma negative di masyarakat, lamar pekerjaan formal terkendala SKCK, mau akses modal di Bank juga sulit. Kira kira adakah solusi buat kami? Pertanyaan bagus dan mari kita berpikir bersama sama. Saya coba menjawab dari sudut pandang saya:
1. Personal branding. Pertama kita harus bisa menerima diri dan memposisikan diri sebagai orang sudah bertobat dan akan menjadi orang baik bagi diri dan sesama. Masa lalu sudah lewat, saat ini saya mulai mempersiapkan diri untuk menyongsong masa depan yang lebih baik bagi diri dan sesama. Ini butuh ketekunan (tekad yang kuat) dan melibatkan Tuhan dalam pergumulan kita. Salah satu contohnya adalah kisah Pertobatan St. Paulus. Beliau masih dalam penjara sudah produktif dan beberapa suratnya di tulis saat beliau ada dalam penjara.
2. Kita perlu memberi motivasi kedalam diri kita, orang lain bisa saya juga harus bisa. Di situ kita menggali potensi/bakat/keterampilan apa yang ada dalam diri kita. Bakat/potensi/keterampilan itulah yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai posisi tawar dalam menciptakan pekerjaan atau melamar pekerjaan ke orang atau perusahaan yang sesuai.
3. Sesering mungkin ngobrol atau diskusi dengan orang profsional/bijak agar hidup atau pekerjaan kita terarah serta fokus. Jangan semua pekerjaan dilakoni akhirnya jadi capek sendiri. Saya juga membagi pengalaman terkait pekerjaan informal (suatu produk) yang dibutuhkan pasar namun tidak membutuhkan syarat SKCK dll namun yang dibutuhkan adalah menjawabi kebutuhan pasar.
4. Secara teknis sesi berikutnya saya akan menginventarisir bakat/ keterampilan panjengan semua agar kita bisa mulai perencanaan dari sekarang tentang apa yang bisa dikerjakan mulaai dari Lapas dan ketika sudah bebas bisa sudah mulai running.
5. Bagi teman – teman yang akan bebas, entah bersyarat, asimilasi atau bebas murni datanglah setiap Jumat Pertama di Bapas Yogyakarta. Kita ada acara Ibadah Oikumene. Di situ hadir para Klien, Pegawai Bapas dan juga Penyuluh Agama Katolik dan Kristen. Di Jumat ke dua Penyuluh Katolik memberi waktu buat para Klien yang mau Konseling atau terkait kendala pekerjaan dll, kita mengusahakan pertemuan yang membawa solusi sesuai kebutuhn Klien, sekalian sharing pengalaman atau kisah sukses sesama Klien dibagiakn juga kepada sesama dan itu saling meneguhkan satu terhadap yang lain.
Diskusi saat ini semacam brainstorming yang perlu didetilkan agar ada solusi tepat dan tercipta lingkungan yang positif sehingga Wabin yang sudah bebas dapat bertumbuh berkembang dan tidak Kembali ke Lapas sebagai Wabin.
Total peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan tersebut berjumlah 24 orang yakni 21 Wabin, 2 Mahasiswa dan 1 Penyuluh Agama Katolik. Setelah itu Wabin, Penyuluh dan pemerhati Wabin Kembali ke tempat masing-masing. (ej)