Pendidikan dan Perempuan dalam Hadis Nabi ﷺ

Yogyakarta, 7 Juli 2025 (KUA Wirobrajan) — Dalam rangka pengajian rutin Senin subuh di Masjid Taqwa, Penyuluh Agama Islam KUA Wirobrajan, Agus Saeful Bahri, S.Ag., M.S.I, menyampaikan materi bertema “Pendidikan dan Perempuan dalam Hadis Nabi ﷺ”. Kajian ini mengangkat hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Hudriy, yang menegaskan pentingnya akses pendidikan bagi kaum perempuan sejak zaman Rasulullah ﷺ.
Dalam pengajiannya, Agus Saeful Bahri membacakan hadis tersebut, di mana seorang wanita datang kepada Rasulullah ﷺ dan mengeluhkan bahwa kaum laki-laki lebih banyak mendapatkan kesempatan belajar langsung kepada beliau. Wanita itu meminta agar Rasul memberikan waktu khusus bagi para perempuan. Rasulullah ﷺ dengan bijak mengabulkan permintaan itu dan meminta mereka menetapkan waktu serta tempat agar kaum perempuan bisa berkumpul dan belajar secara langsung darinya. Dalam kesempatan itu, Rasulullah ﷺ juga memotivasi para perempuan dengan sabdanya bahwa anak-anak yang shalih yang mereka lahirkan akan menjadi pelindung dari api neraka bagi ibunya.
“Hadis ini menjadi bukti nyata bahwa Islam sejak awal menjunjung tinggi hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan agama secara langsung dari Rasulullah ﷺ. Bahkan Rasul memberikan ruang eksklusif bagi mereka, tanpa diskriminasi,” ujar Agus Saeful Bahri di hadapan jamaah.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa selain hak memperoleh pendidikan, perempuan juga memiliki kesempatan untuk mengajar bahkan kepada kaum laki-laki. Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu anha salah satu istri Nabi saw adalah contoh seorang perempuan yang darinya diambil riwayat sejumlah 5.965 hadis dari 72.695 hadis yang terdapat dalam kutubus sittah. Dalam konteks belajar dan mengajar inilah, dari merekalah lahir dan tumbuh generasi penerus umat. Pendidikan bagi perempuan bukan hanya hak asasi, tetapi juga tanggung jawab besar yang akan melahirkan peradaban yang berkualitas.
Pengajian ini disambut antusias oleh jamaah, terutama para ibu-ibu yang merasa tersentuh dan tercerahkan dengan pemaparan yang disampaikan. Di akhir kajian, Agus Saeful Bahri mengajak seluruh jamaah, baik laki-laki maupun perempuan, untuk terus mendukung upaya pendidikan yang inklusif dan adil bagi semua lapisan masyarakat.
“Semangat belajar kaum perempuan patut kita dukung, karena dari para ibu yang cerdas akan lahir anak-anak yang shalih dan shalihah,” pungkasnya. (ASB)