Berita

CAMAR KUA Wirobrajan Warnai Masjid-Masjid Wirobrajan

Yogyakarta, 25 Juni 2025 — KUA Wirobrajan meluncurkan sebuah inovasi dalam layanan penyuluhan keagamaan bertajuk CAMAR (Cahaya Mimbar). Program ini berupa kultum (kuliah tujuh menit) singkat yang disampaikan oleh para Penyuluh Agama Islam di masjid-masjid wilayah Kemantren Wirobrajan setiap usai salat Dzuhur.

CAMAR hadir sebagai hasil kolaborasi harmonis antara KUA Wirobrajan dan para takmir masjid, menghadirkan siraman rohani singkat yang padat dan penuh makna. Tujuannya sederhana namun mendalam yaitu menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari melalui nasihat-nasihat bijak yang membumi.

Pada Senin (23/6) di Masjid Ikhwatun Hasanah, Pakuncen, dan Rabu (25/6) di Masjid Kalimosodo, Patangpuluhan, Agus Saeful Bahri, S.Ag., M.S.I., salah satu Penyuluh Agama Islam KUA Wirobrajan, mengangkat tema “Jaga Hati, Jaga Lisan” sebagai materi kultum untuk kali kedua setelah di pekan sebelumnya disampaikan oleh Eko Agus Wibowo, S.Sos.I dengab tema yang berbeda.

Dalam tausiahnya, Agus Saeful Bahri mengisahkan hikmah agung dari Luqman al-Hakim. Ketika diminta majikannya untuk mengambil dua bagian terbaik dari kambing yang disembelih, Luqman memilih hati dan lidah. Dan ketika diminta mengambil dua bagian terburuk, ia tetap memilih hati dan lidah. “Jika keduanya baik, maka tak ada yang lebih baik darinya. Namun jika keduanya buruk, maka tiada yang lebih buruk pula,” ujar Luqman sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Katsir mengutif riwayat Ibnu Jarir saat menafsirkan Al-Qur’an surat Luqman ayat ke 22 .

Kultum tersebut diperkuat dengan dalil-dalil dari hadits Nabi Muhammad ﷺ:

“Sungguh, seorang hamba dapat mengucapkan satu kalimat tanpa memikirkannya terlebih dahulu, lalu ia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Ibnu Hibban)

“Seseorang mungkin berkata satu kalimat yang dimurkai Allah, yang ia anggap sepele, namun kalimat itu membuatnya jatuh ke dalam neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Ahmad)

Agus juga menukil sikap kehati-hatian Abu Bakar Ash-Shiddiq yang pernah menarik lidahnya sendiri sambil berkata, “Inilah yang menjerumuskanku ke dalam berbagai bahaya.” (HR. Ahmad, _Kitab Al-Zuhd_, hlm. 138)

Kultum ditutup dengan pengingat penting bahwa seluruh anggota tubuh akan tunduk dan bergantung pada kebaikan lidah dan hati, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Jika lidah lurus, seluruh anggota tubuh akan lurus. Jika ia bengkok, seluruh tubuh akan rusak.” (HR. Nasa’i)

“Ketahuilah, dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Jika rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itulah hati.” (HR. Bukhari)

Melalui program CAMAR, KUA Wirobrajan berharap bisa lebih dekat dengan masyarakat, serta menghadirkan pesan-pesan ketakwaan dalam format yang ringan namun mendalam. Kultum “Jaga Hati, Jaga Lisan” menjadi pembuka yang menginspirasi—mengajak jamaah untuk lebih bijak dalam berbicara, dan lebih halus dalam menjaga kebersihan hati.

*CAMAR bukan sekadar program kultum, tetapi cahaya kecil yang menyinari hati dan lidah agar tak tergelincir dari jalan kebaikan.* (ASB)

Leave a Reply