Pendampingan Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta, Kepala Kantor Optimis RA Bunayya Jadi Pionir

Yogyakarta (Humas) – Raudhatul Atfal (RA) Bunayya mendapatkan kepercayaan dari Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah (KSKK) Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H. Nadhif, S.Ag., M.S.I. menyatakan penunjukan tersebut perlu untuk dikawal bersama. “Saya optimis RA Bunayya bisa menjadi pionir dalam pelaksanaan KBC,” ungkap Nadhif di depan peserta pendampingan implementasi KBC di RM Pondok Ndeso, Giwangan, Selasa (27/5/2025).
Lebih lanjut Nadhif menyebut, KBC sudah selaras dengan ajaran Islam dan program pemerintah. Ia lantas mengutip sabda Rasulullah SAW. terkait dengan posisi penting cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah SAW., sesama manusia dan lingkungan sekitar.
Menurut Nadhif, KBC juga sejalan dengan Asta Cita Presiden terutama poin ke delapan, memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Selain itu juga sesuai dengan Protas Menteri Agama. “Asta Protas Kemenag nomor satu, meningkatkan kerukunan dan cinta kemanusian. Kerukunan menjadi instrumen pemersatu bangsa, sehingga perlu menjadi prioritas dan menanamkannya sejak dini,” ungkap Nadhif.
Sebelumnya, disebutkan RA Bunayya Kota Yogyakarta menjadi satu dari 12 RA se-Indonesia yang menjadi piloting penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Menurut Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Hj. Elfa Tsuroya, M.Pd., M.Pd.I. menerangkan penunjukkan tersebut tidak sembarangan melainkan dengan pertimbangan matang. Menurut Elfa, ke depan semua madrasah akan menerapkan KBC, untuk itu ia berharap RA Bunaya mampu mengimpimentasikan dengan baik agar bisa menjadi rujukan RA atau madrasah lain.
Faktor Pendukung
Menurut Nadhif untuk menyukseskan pelaksanaan KBC setidaknya diperlukan beberapa faktor pendukung berupa komitmen pimpinan di segala lini, dan kompetensi guru. “Guru memiliki peran penting yang tidak bisa tergantikan, karena sebaik apapun kurikulum tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimbangi dengan kompetensi dan kemampuan guru dalam implementasi,” terang Nadhif.
Hal senada diungkapkan Kepala RA Bunayya, Lina Mariana, M.A. yang mengungkapkan tantangan terbesar dalam pelaksanaan KBC terletak pada guru. “Selama terkadang guru mengajar dengan pola-pola lama seperti apa yang menjadi rutinitas. Maka perlu penguatan agar para guru bisa mendalam dan berkesadaran dalam mengajar,” ungkap Lina.
Sementara Pengawas RA Kemenag Kota Yogyakarta, Ratini, M.A., menyatakan penting untuk menjaga semangat para guru. “Ini menjadi ibadah dan jariyah bagi para guru karena memberikan kemanfaatan kepada banyak orang,” ungkap Ratini.
Pendampingan Implementasi KBC diikuti para Pengawas Madrasah Kemenag Kota Yogyakarta, Guru dan Pegawai RA Bunayya serta pegawai Seksi Pendidikan Madrasah. [eko]