Pokjaluh Kota Yogyakarta Ikuti FGD Penyempurnaan Bukti Dukung dan Penyusunan SOP

Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam (Pokjaluh) Kota Yogyakarta aktif mengikuti kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyempurnaan bukti dukung dan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) kepenyuluhan yang diselenggarakan Pokjaluh DIY pada Rabu, 17 September 2025 di Gunung Kidul.
FGD ini membahas secara mendalam Kepdirjen Bimas Islam Nomor 794 Tahun 2025 tentang ruang lingkup kegiatan jabatan fungsional penyuluh agama Islam. Para peserta dibagi menjadi lima kelompok sesuai wilayah Pokjaluh kabupaten/kota di DIY untuk membedah setiap item dalam regulasi tersebut. Setelah sesi diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan.
Dalam arahannya, Kabid Penaiszawa Kanwil Kemenag DIY, H. Nurhuda menekankan bahwa penyuluh agama Islam harus bekerja dengan profesionalisme profetik, yaitu tampil lembut, manusiawi, mudah bergaul, memberi manfaat, serta mencontoh sikap dan perilaku Rasulullah SAW.
Beliau juga menjelaskan pentingnya kompetensi penyuluh dalam dua aspek: High Tech dan High Touch.
High Tech: ASN yang tidak gagap teknologi, mampu bekerja lebih baik, mudah, dan cepat (better, easier, faster).
High Touch: ASN yang ramah, penuh pelayanan, serta menghadirkan kesan positif (friendly, full service, good impression).
Keseimbangan antara High Tech dan High Touch inilah yang akan menciptakan penyuluh agama profesional, adaptif, sekaligus humanis.
Sementara itu, Ketua Tim Kepenyuluhan Kanwil Kemenag DIY, Dr. Ahmad Ghozali menyampaikan informasi lanjutan terkait hasil FGD sebelumnya, khususnya mengenai penyusunan formasi jabatan penyuluh, SOP kepenyuluhan, serta sistem administrasi kepenyuluhan agar lebih tertata, terdokumentasi, dan terukur dengan baik terakhir menyampaikan terkait hasil lomba PAI Award.
Melalui FGD ini diharapkan kualitas penyuluhan agama Islam di DIY semakin meningkat, serta memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat yang berakhlak mulia dan religius.
Closing statement dari kepala Kantor kemenag Kabupaten Gunungkidul penyuluh agama Islam harus mampu menguasai lapangan dan bersyukur atas nikmat yang telah diterima.[koAW]