Penyuluh KUA Mergangsan Pembinaan di RUTAN Kelas IIA Yogyakarta

Yogyakarta (KUA Mergangsan) – Penyuluh Agama Islam KUA Mergangsan kembali melaksanakan kegiatan pembinaan keagamaan bagi warga binaan RUTAN Kelas IIA Yogyakarta melalui Majelis Taklim INABAH (Ilmu NAsihat Bersihkan Hati), bertempat di Masjid At-Taqwa RUTAN, Selasa siang (22/10/2025).
Kegiatan ini diawali dengan terapi hati, pembacaan surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Ayat Kursi secara berjamaah, serta doa bersama yang menumbuhkan suasana tenang dan penuh harapan.
Kata INABAH berasal dari bahasa Arab اِنَابَة (inābah) yang bermakna kembali kepada Allah dengan penuh kesadaran dan taubat.
Melalui ilmu dan nasihat, hati diharapkan bersih dari dosa dan kelalaian.
Kegiatan ini menjadi ruang refleksi bagi warga binaan untuk memperbaiki diri dan memperkuat hubungan dengan Allah.
Dalam tausyiahnya, Penyuluh Agama Islam KUA Mergangsan, Hari Purnomo, S.Pd., menyampaikan sabda Rasulullah ﷺ:
نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ
“Niat seorang mukmin itu lebih baik daripada amalnya.”
(HR. Al-Baihaqi)
Penyuluh menjelaskan, amal kecil bisa bernilai besar di sisi Allah jika dilakukan dengan niat ikhlas, sebagaimana nasihat ulama besar Abdullah Ibnul Mubarak Rahimahullah himahullah yang berkata:
رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُكَبِّرُهُ النِّيَّةُ،
وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ
“Betapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat, dan betapa banyak amal besar menjadi kecil karena niat.”
Niat yang benar menjadikan setiap aktivitas, termasuk pekerjaan sederhana, bernilai ibadah di sisi Allah.
Penyuluh juga mengingatkan pentingnya menjaga hati agar selalu terhubung dengan ibadah.
“Marilah kita hidup dalam dua keadaan terbaik:
sudah shalat dan menunggu waktu shalat,” ujarnya.
Beliau menukil sabda Rasulullah ﷺ:
لَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ
مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
“Seseorang di antara kalian tetap dianggap dalam keadaan shalat selama ia menunggu waktu shalat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Penyuluh, hati yang selalu menunggu waktu shalat adalah hati yang hidup dan dekat dengan Allah.
Melalui Majelis Taklim INABAH, diharapkan warga binaan dapat membersihkan hati, memperkuat iman, dan menyiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke tengah masyarakat.[HP]