Berita

Penyuluh Agama KUA Wirobrajan Kupas Konsep Sukses Mendidik Anak

*Penyuluh Agama KUA Wirobrajan Kupas Konsep Sukses Mendidik Anak dalam Perspektif Al-Qur’an di SMKN 6 Yogyakarta*

Yogyakarta, 16 Juni 2025 (KUA Wirobrajan) — Suasana religius menyelimuti Aula SMKN 6 Yogyakarta pada Senin pagi dalam kegiatan Pengajian Rutin Guru dan Karyawan yang mengangkat tema “Sukses dalam Mendidik Anak”. Acara ini diawali dengan tadarus Al-Qur’an yang dilantunkan secara khidmat, menjadi pembuka rangkaian kegiatan yang sarat dengan nilai spiritual dan edukatif.

Kepala SMKN 6 Yogyakarta, Mujari, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pembinaan spiritual di lingkungan pendidikan, khususnya dalam peran guru dan tenaga kependidikan sebagai figur sentral dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Ia menekankan bahwa sukses dalam mendidik tidak hanya diukur dari pencapaian akademik, tetapi juga dari pembentukan kepribadian dan akhlak mulia.

Sebagai narasumber dalam pengajian ini, Agus Saeful Bahri, S.Ag., M.S.I., Penyuluh Agama Islam KUA Wirobrajan, memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna kesuksesan menurut perspektif Al-Qur’an. Ia menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an, istilah sukses seringkali diwakili oleh kata “فلاح” (falaahun), yang secara substansi menggambarkan keberhasilan yang hakiki, yakni keberuntungan dan keselamatan di akhirat.

Dengan merujuk Surat Al-Mu’minun ayat 1–11, narasumber menguraikan bahwa falah adalah milik orang-orang beriman yang memiliki kualitas istimewa dalam kepribadian dan amal perbuatannya. Di antara ciri-cirinya adalah khusyuk dalam salat, menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia, menjaga amanat, serta menjaga kesucian diri. “Maka, orientasi sukses dalam pendidikan seharusnya tidak berhenti pada capaian duniawi semata, tetapi harus diarahkan untuk meraih surga sebagai keberhasilan utama,” ujarnya.

Dalam paparannya, Agus Saeful Bahri juga menyinggung istilah pendidikan dalam Al-Qur’an yang terekam melalui tiga kata utama: al-tarbiyyah, al-ta’dib, dan al-ta’liim. Ketiga istilah tersebut menggambarkan proses pengembangan intelektual, moral, dan spiritual manusia secara menyeluruh. Ia menegaskan bahwa pendidikan sejati adalah proses penghambaan kepada Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam Surat Fathir ayat 27–28, yang menunjukkan keterkaitan antara ilmu, kebesaran ciptaan Allah, dan ketundukan kepada-Nya.

Pengajian ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, menunjukkan antusiasme para guru dan karyawan terhadap materi yang disampaikan. Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat semangat dan landasan spiritual para pendidik dalam menjalankan amanah mencetak generasi bangsa yang tidak hanya cerdas, namun juga berakhlak mulia. (ASB)

Leave a Reply