Penyuluh Agama KUA Danurejan Laksanakan Pembinaan Rutin di Lapas Yogyakarta

Yogyakarta – KUA Danurejan. Penyuluh Agama Islam KUA Danurejan Yogyakarta, H. Sujoko Suwono, S.Ag., MSI kembali melaksanakan kegiatan pembinaan rutin di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Tamansiswa No. 6, Yogyakarta, pada Sabtu (20/12/2025).
Dalam kegiatan pembinaan tersebut, Sujoko menjelaskan pertanyaan “Mengapa Manusia Diberi Agama” ? Materi ini disampaikan sebagai bagian dari upaya pembinaan mental dan spiritual warga binaan agar memiliki pemahaman agama yang lebih baik.
Sujoko menjelaskan bahwa manusia diberi agama karena memiliki akal. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki keistimewaan dibandingkan makhluk lainnya. Salah satu keistimewaan tersebut adalah akal yang berfungsi sebagai sarana berpikir, menimbang, serta membedakan antara yang benar dan yang salah. Dengan akal inilah manusia mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama sebagai pedoman hidup.
“Akal merupakan anugerah yang tidak dimiliki secara sempurna oleh makhluk lain seperti hewan. Hewan hidup berdasarkan naluri, sedangkan manusia hidup dengan pertimbangan akal dan hati. Karena itu, manusia dibebani kewajiban agama”, jelas Sujoko.
Sujoko juga mengutip dalil Al-Qur’an yang menegaskan pentingnya penggunaan akal, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum ayat 21 yang menyatakan bahwa tanda-tanda kebesaran Allah hanya dapat dipahami oleh kaum yang berpikir. Menurutnya, agama hadir untuk membimbing akal agar tidak tersesat, karena akal tanpa petunjuk wahyu dapat keliru dalam menentukan kebenaran.
Lebih lanjut, Sujoko menyampaikan bahwa Allah SWT juga memperingatkan manusia yang tidak menggunakan akalnya. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 179, bahwa manusia yang tidak memanfaatkan hati, mata, dan telinganya untuk memahami kebenaran disamakan bahkan lebih sesat daripada hewan ternak.
“Akal menjadi dasar pertanggungjawaban manusia di hadapan Allah SWT. Karena memiliki akal, manusia diwajibkan menjalankan perintah agama seperti sholat, puasa, berbuat kebaikan, serta menjauhi segala larangan-Nya”, tambahnya.
Melalui pembinaan rutin ini, Sujoko berharap warga binaan Lapas Yogyakarta dapat semakin memahami hakikat agama, meningkatkan keimanan, serta menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, baik selama masa pembinaan maupun setelah kembali ke masyarakat. (Jk)



