MAN 1 Yogyakarta Gelar Pengajian : Kuatkan Hati, Teladani Uswah Kita Rasulullah SAW

Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta) – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, pada Jumat (12/09/2025) bertempat di lapangan upacara, halaman depan MAN 1 Yogyakarta. Seluruh murid, guru, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa PKL yang sedang berpraktik di MAN 1 Yogyakarta bersama-sama mengikuti pengajian yang digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hadir sebagai narasumber, Ustadz Rijaluddin Rabbani, S.Pd., pengasuh ponpes modern “Miftahunnajah’, Sleman. Kegiatan pengajian rutin kali ini dikemas dalam nuansa yang berbeda, murid tidak menyimak melalaui audio room di kelas bersama wali kelasnya, namun seluruh civitas MAN 1 Yogyakarta berkumpul di lapangan upacara, halaman depan MAN 1 Yogyakarta.
Edi Triyanto, S.Ag., S. Pd., M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan. “Alhamdulillah, sinar sang surya menyapa dengan kelembutan. Semesta mendukung. Cuaca begitu sejuk. Pada pagi hari ini kita akan bersama-sama memperingati Maulid Nabi SAW yang akan disampaikan oleh ustadz Rijaluddin Rabbani. Kita akan belajar bersama untuk penguatan kita meneladani suri tauladan dari baginda rasulullah SAW. Kita harus selalu istiqomah dalam kebenaran, untuk umur yang panjang dan barokah, dan bermanfaat bagi dunia dan akhirat.”
Selanjutnya, dalam tausiyahnya, ustadz Rijaluddin memulainya dengan mensyukuri nikmat. Ada 2 nikmat yang sering dilupakan: Yang pertama, kesehatan. kesehatan itu seperti mahkota yang dipakai oleh seseorang yang hanya kelihatan oleh orang-orang yang sakit. Yang kedua adalah waktu. Sekaya apa pun kamu, tidak akan dapat membeli waktu.
Sebagai manusia kita diminta oleh Allah untuk memperoleh ibrah dari kejadian-kejadian yang kita alami. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momentum kita untuk mengingat akan adanya seorang rasul seorang nabi yang kita cintai.
Cinta rasulullah dengan memperbanyak shalawat. Barangsiapa bershalawat 1 kali kepada rasulullah maka Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali. Sungguh amat sangat rugi, siapa yang mendengar nama rasulullah disebutkan tetapi tidak mau bershawalat.
“Sungguh dalam diri rasulullah itu ada uswah hasanah, ada teladan yang baik”. Allah itu produsen, maka kita adalah produknya, Al-quran, sebagai buku panduan, maka nabi Muhammad sebagai teknisinya. Al-quran ini diimplementasikan kepada produk tersebut oleh teknisinya. Sudahkah kita meneladani (mengidolakan) nabi Muhammad SAW?
Kenapa kita bisa mengidolakan mereka? Karena kita suka. Seharusnya kita mengidolakan rasulullah, karena satu-satunya manusia yang paling sempurna. Annas bin Malik menjadi pembantu rasul selama 10 tahun, meriwayatkan : Selama 10 tahun itu aku tidak pernah mendengar rasulullah mengatakan ‘ah’ kepadaku yang merupakan pembantunya. Contoh akhlak beliau yang sangat bagus, ketika menghadapi tetangga Yahudinya yang selalu melemparinya dengan kotoran unta. Contoh lainnya adalah terkait dengan tabiat orang Yahudi buta yang selalu menyumpah serapahi rasulullah. Nabi Muhammad SAW membalas dengan memperlakukan mereka dengan penuh kebaikan.
Bentuk keteladanan kita kepada rasul dengan mengikuti sifat-sifat Rasulullah; Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas), dan Tabligh (menyampaikan). Sifat-sifat ini merupakan pedoman hidup bagi umat Islam untuk menjalani kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengan sesama, dan menjalankan amanah dengan baik. (wk)