Camar Edisi #012: Doa dan Adab Saat Mengenakan Pakaian Baru, Inspirasi dari Sunnah Nabi

Yogyakarta, 27 Juli 2025 — Cahaya Mimbar (Camar) edisi ke-10 kembali digelar oleh KUA Wirobrajan pada Senin siang ba’da Dhuhur di Masjid Ikhwatun Hasanah, Tegalmulyo, Pakuncen. Penyuluh Agama Islam KUA Wirobrajan, Agus Saeful Bahri, S.Ag., M.S.I, menjadi narasumber dalam kegiatan rutin ini yang mengangkat tema doa dan adab mengenakan pakaian baru dalam sunnah Rasulullah SAW.
Dalam pemaparannya, Agus menyampaikan hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Al-Albani:
“كان رسول اللهِ صلى الله عليه وسلم إذا استجد ثوبًا سماه بًاسمه…“
Rasulullah ﷺ jika mengenakan pakaian baru, beliau menamainya (seperti gamis, sorban), lalu membaca doa:
“Allahumma lakal hamdu anta kasautanihi, as’aluka min khairihi wa khairi ma shuni’a lahu, wa a’udzu bika min syarrihi wa syarri ma shuni’a lahu.”
(Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkaulah yang memberikannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan dari tujuan dibuatnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan dari tujuan dibuatnya).
Agus menekankan pentingnya doa ini, satu_sebagai wujud syukur dan permohonan bantuan Allah untuk kebaikan dari barang baru yang didapatkan agar menjadi sarana ketaatan dan permohonan perlindungan dari kemaksiatan penggunaan barang batu tersebut. _Kedua_hakikatnya doa tersebut dibacakan saat mendapatkan kebaikan berupa barang-barang baru lainnya seperti handphone, motor, rumah dan sebagainya._Ketiga dijelaskan bagaimana para sahabat Rasulullah meneladani kebiasaan ini dengan saling mendoakan saat mengenakan pakaian baru, mengucapkan “Tubli wa yukhlifullahu ta’ala” — Semoga kamu memakainya hingga usang dan Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Ini adalah pelajaran tentang menggunakan barang sesuai fungsinya bukan mengikuti tren yang ditunjang dengan lompatan kemajuan teknologi. Sehingga sering kita dapati orang begitu cepat berganti handphone, kendaraan bermotor dannlain sebagainya karena godaan fitur teknologi yang cepat sekali berkembang.
Kegiatan Camar ini tidak hanya memperdalam pemahaman keagamaan, tetapi juga menghidupkan sunnah-sunnah yang mulai dilupakan. Jamaah yang hadir menyimak dengan antusias dan menyambut baik pesan-pesan adab Islami yang disampaikan. Acara ditutup dengan doa bersama dan penyerahan mushaf kepada jamaah aktif.
Camar KUA Wirobrajan terus berkomitmen menebar cahaya dakwah dari mimbar ke mimbar, memperkuat literasi Islam di tengah masyarakat Wirobrajan. (ASB)