Berita

Camar #009 KUA Wirobrajan: Perempuan dan Hak atas Pendidikan dalam Islam

Yogyakarta, 14 Juli 2025 — Cahaya Mimbar (Camar) KUA Wirobrajan edisi ke 9 kali ini diselenggarakan pada hari Senin, 14 Juli 2025 ba’da Shalat Dzuhur di Masjid Ikhwatun Hasanah, Wirobrajan. Agus Saeful Bahri, S.Ag., M.S.I, selaku Penyuluh Agama Islam KUA Wirobrajan menyampaikan kajian singkat tentang pendidikan perempuan dalam Islam.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa ada seorang perempuan yang datang kepada Rasulullah ﷺ dan menyuarakan aspirasinya agar para wanita juga diberi waktu khusus untuk mendapatkan ilmu langsung dari Rasul. Rasulullah ﷺ pun menyambut permintaan itu dengan bijak, menunjuk waktu dan tempat khusus, lalu mengajarkan kepada mereka ilmu yang telah Allah ajarkan kepada beliau. Di akhir pertemuan, Rasulullah ﷺ menyampaikan kabar gembira bahwa perempuan yang kehilangan tiga anaknya akan mendapatkan penghalang dari api neraka, bahkan jika hanya dua anak sekalipun.

Pesan utama dari kajian ini adalah perempuan dalam Islam memiliki hak penuh atas akses pendidikan, sebagaimana laki-laki. Hadis tersebut menjadi bukti bahwa Islam telah sejak awal mendorong kesetaraan dalam hal menuntut ilmu. Pendidikan perempuan sangatlah penting karena kualitas seorang ibu akan sangat menentukan arah pendidikan dan karakter anak-anaknya di masa depan. Pun diharapkan masyarakat luas dapat memiliki pemahaman bahwa menikahkan anak perempuan di usia yang masih belia berarti merampas hak mereka untuk mendapatkan pendidikan sampai ke jenjang yang tinggi. Karena masih ada pemahaman di sebahagian masyarakat bahwa urusan perempuan itu dapur, sumur, dan kasur. Dan diharapkan dengan pemahaman ini akan jauh berkurang pernikahan di usia dini.

Program Camar ini merupakan salah satu ikhtiar KUA Wirobrajan untuk memperkuat pemahaman keagamaan masyarakat serta mengedukasi tentang nilai-nilai Islam yang adil, inklusif, dan memuliakan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.

Camar bukan sekedar kultum, tetapi cahaya kecil yang menyinari hati dan lidah agar tidak tergelincir dari jalan kebaikan. (ASB)

Leave a Reply