Berita

Cahaya Mimbar (Camar) Edisi #20: Menjadi Mukmin Sejati

Yogyakarta, 8 September 2025 — KUA Wirobrajan kembali menghadirkan Cahaya Mimbar (Camar) edisi ke-20 di Masjid Ikhwatun Hasanah, Tegalmulyo, Pakuncen. Kegiatan yang rutin digelar setiap Senin ba’da sholat Dhuhur ini menghadirkan Kepala KUA Wirobrajan, R. Andhi Nugroho, S.H.I., M.H., dengan tema “Menjadi Mukmin Sejati.”

Dalam paparannya, R. Andhi menegaskan bahwa kesempurnaan iman seorang mukmin tercermin dari akhlaknya. “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad) ungkapnya. Ia kemudian menjelaskan bahwa akhlak yang baik tidak hanya berkaitan dengan ibadah pribadi, tetapi juga mencakup hubungan sosial dan kepedulian lingkungan.

Pertama, akhlak berinteraksi dengan sesama. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim sejati adalah orang yang kaym muslimin selamat dari (keburukan) lisan dan tangannya (HR Bukjori).” Artinya, lisan dan perbuatan tidak boleh menyakiti orang lain.

Kedua, iman memiliki banyak cabang, dan salah satunya adalah menyingkirkan gangguan di jalan. “Iman itu 70 cabang,yang paling tinggi adalah ucapan la ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan (HR Muslim),”  jelasnya.

Ketiga, seorang mukmin sejati harus sholeh secara pribadi sekaligus sosial. R. Andhi mengingatkan kisah seorang wanita yang rajin shalat, puasa, dan sedekah, tetapi suka menyakiti tetangganya. Nabi SAW menegaskan bahwa wanita tersebut termasuk ahli neraka (HR Bukhori dari Abu Huraitoh).

Keempat, ia menyinggung soal ekoteologi, yakni menjaga lingkungan.
Rosulullah saw bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari dua perbuatan terkutuk (terlaknat), yaitu suka buang air di jalan umum atau suka buang air di tempat orang berteduh” (HR. Muslim).
Dalam konteks sekarang, hal itu bisa dimaknai juga dengan membuang sampah sembarangan yang merusak lingkungan.

Melalui Camar edisi ini, jamaah diajak untuk menyadari bahwa iman sejati bukan hanya diukur dari ibadah ritual, melainkan dari akhlak mulia yang hadir dalam kehidupan sehari-hari—baik terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungan.

Semoga menjadi cahaya kecil yang menerangi hati sehingga tidak tergelincir dari jalan kebaikan. (ASB)

Leave a Reply