Penyuluh KUA Gedongtengen Sampaikan Tausiah “Taubatmu Tidak Menunggu Ajalmu”

Penyuluh KUA Gedongtengen Sampaikan Tausiah “Taubatmu Tidak Menunggu Ajalmu” di Majelis Taklim Ibu-Ibu Ar-Rahman Pringgokusuman
Yogyakarta — Senin, 6 Oktober 2025, suasana siang di Masjid Ar-Rahman Pringgokusuman terasa begitu teduh dan khusyuk. Puluhan jamaah Majelis Taklim Ibu-Ibu Ar-Rahman berkumpul dengan penuh semangat mengikuti pengajian rutin yang kali ini diisi oleh Penyuluh Agama Islam KUA Gedongtengen, Ariadi dengan tema yang menyentuh hati: “Taubatmu Tidak Menunggu Ajalmu.”
Dalam tausiahnya, penyuluh menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya segera bertaubat dan tidak menunda-nunda kesempatan untuk memperbaiki diri. “Selama nyawa belum sampai di tenggorokan, pintu taubat masih terbuka lebar. Jangan menunggu datangnya ajal baru menyesali perbuatan dosa,” tutur penyuluh dengan suara lembut namun penuh penekanan makna.
Beliau mengutip firman Allah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 53:
> قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat ini, menurut penyuluh, menunjukkan betapa luasnya kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, meskipun mereka telah berbuat dosa, selama mereka mau bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Beliau juga menambahkan sabda Rasulullah ﷺ dalam hadis riwayat Tirmidzi:
> التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
“Orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tidak memiliki dosa.”
Hadis ini menjadi pengingat bahwa taubat yang tulus mampu menghapus dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana lembaran kehidupan yang kembali bersih.
Penyuluh mengajak jamaah untuk memperbanyak istighfar, menyesali kesalahan, dan bertekad kuat untuk tidak mengulangi dosa. “Taubat bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi dibuktikan dengan perubahan sikap dan amal perbuatan,” ujarnya.
Suasana majelis terasa haru ketika jamaah diajak merenungi makna ampunan Allah. Beberapa ibu tampak menitikkan air mata, menyadari betapa besar kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya.
Salah satu jamaah, Ibu Siti, menyampaikan kesannya, “Tausiah hari ini benar-benar menyentuh hati. Saya merasa diingatkan untuk tidak menunda taubat dan lebih banyak mendekat kepada Allah.”
Kegiatan diakhiri dengan doa bersama, memohon agar Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah untuk selalu istiqamah dalam ketaatan serta diberi kesempatan memperbaiki diri sebelum ajal menjemput.
Penyuluh Agama Islam KUA Gedongtengen terus berkomitmen mendampingi dan membina masyarakat melalui majelis taklim, dengan menyampaikan pesan-pesan dakwah yang menyejukkan hati, membangkitkan semangat beragama, dan memperkuat nilai-nilai spiritual di tengah kehidupan modern.[vista]