Berita

Penyuluh Agama KUA Danurejan Berikan Pembinaan di MT. Masjid Ukhuwah Islamiyah

Yogyakarta (KUA Danurejan) – Penyuluh Agama Islam KUA Danurejan, H. Sujoko Suwono, S.Ag., MSI., kembali melaksanakan kegiatan pembinaan rutin di Majelis Taklim (MT) Masjid Ukhuwah Islamiyah, Tegal Lempuyangan DN III/152 Yogyakarta, pada Ahad pagi, 7 September 2025.
Kegiatan yang berlangsung setiap Ahad mulai waktu Shubuh hingga Syuruq ini diisi dengan pembinaan keagamaan yang membahas persoalan-persoalan fiqh praktis dalam kehidupan ibadah sehari-hari. Pada pertemuan kali ini, Sujoko mengangkat topik mengenai bacaan “Āmīn” dalam sholat berjamaah, khususnya pada sholat yang dijaharkan (dibaca keras) seperti Shubuh, Maghrib, dan Isya.

Dalam penjelasannya, Sujoko menyampaikan bahwa berdasarkan Hadis-Hadis shohih, bacaan “Āmīn” oleh imam harus dibaca dengan keras setelah selesai membaca surat Al-Fatihah, terutama pada bagian penutup : “ġoiril-maġḍụbi ‘alaihim wa laḍ ḍōllīn”. “Imam wajib membaca ‘Āmīn’ dengan suara keras saat sholat berjamaah yang dijaharkan. Ini sesuai dengan banyak riwayat shohih dari para imam Hadis, di antaranya HR An-Nasāi, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Ḥibbān,” terang Sujoko. Menurut riwayat dari Nu‘aim Al-Mujmir yang berkata bahwa dirinya pernah sholat di belakang Abū Huroiroh. Saat itu, Abu Huroiroh membaca Al-Fatihah secara keras dan ketika sampai pada penutup surat, beliau mengucapkan “Āmīn”, diikuti oleh jamaah. Setelah salam, Abu Huroiraoh berkata : “Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku adalah orang yang sholatnya paling menyerupai sholat Rasulullah SAW”.

Sujoko menekankan bahwa bacaan “Āmīn” oleh makmum tidak boleh mendahului atau membarengi bacaan Āmīn imam, karena makmum harus mengikuti, bukan menyamai atau mendahului gerakan dan bacaan imam. Hal ini menurutnya masih belum dipahami oleh sebagian jamaah.

Lebih lanjut, Sujoko menjelaskan Hadits dari An-Nasai dan Ibnu Majah yang menyatakan bahwa : “Jika imam membaca ġoiril-maġḍụbi ‘alaihim wa laḍ ḍōllīn, maka ucapkanlah ‘Āmīn’, karena para malaikat juga akan mengucapkan Āmīn. Siapa yang bacaan ‘Āmīn’-nya bersamaan dengan bacaan malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”. Dari Hadits ini ditegaskan bahwa keberadaan bacaan “Āmīn” oleh imam sangat menentukan turunnya rahmat dan ampunan Allah melalui doa para malaikat. Oleh karena itu, Sujoko mengimbau agar ilmu seperti ini diamalkan dan disebarluaskan kepada masyarakat, terutama para imam masjid, agar tidak ada lagi yang meninggalkan bacaan “Āmīn” dalam sholat yang dijaharkan. “Ilmu ini harus disosialisasikan, karena kenyataannya masih banyak imam yang tidak membaca ‘Āmīn’ saat sholat berjamaah. Padahal ini termasuk sunnah yang sangat dianjurkan dan berdampak pada kesempurnaan sholat”, tegasnya.

Kegiatan pembinaan seperti ini menjadi salah satu bentuk komitmen Penyuluh Agama KUA Danurejan dalam meningkatkan literasi keagamaan di masyarakat, khususnya melalui jalur Majelis Taklim di lingkungan masjid. (Jk)

Leave a Reply