Sekolah Baru, Harapan Baru

Oleh Dra. Khusnul Daroyah
Senin, 14 Juli 2025 menjadi saksi dimulainya perjalanan baru bagi ribuan pelajar di seluruh Indonesia. Di awal tahun ajaran ini, suasana semangat dan harapan baru terasa nyata. Untuk tingkat SMP/MTs siswa kelas sembilan melangkah ke jenjang SMA/MA dunia baru yang selama ini diimpikan.Sementara siswa kelas sebelas dan dua belas menyambut tantangan dengan suasana baru yang tak kalah seru.
Bagi para orang tua, hari itu menjadi momen penuh makna. Banyak dari mereka yang menyaksikan langsung anak-anaknya memasuki sekolah yang mereka yakini terbaik. Tak sedikit pula yang telah menempuh perjalanan jauh dari desa ke kota, demi satu tujuan: masa depan pendidikan yang lebih baik untuk buah hati mereka.
Siswa pada umumnya juga menyesuaikan diri, ikut sibuk bersama orang tuanya mencari sekolah yang diinginkan dan gurupun sibuk menyambut siswa baru menyiapkan perangkat pembelajaran dalam upaya proses membentuk siswa yang memiliki karakter yang handal dan terpuji.
Setiap tahun ajaran baru, fenomena ini berulang, Guru, orang tua, dan siswa larut dalam dinamika pendidikan yang begitu kompleks, namun penuh semangat. Tulisan ini merupakan refleksi dari perjalanan tersebut, dilihat dari sudut pandang para pelaku pendidikan: guru, orang tua dan siswa itu sendiri.
Beragam motif mengiri langkah orang tua dalam memilih sekolah: dari kualitas akademik, kedisiplinan yang diterapkan, hingga nilai-nilai keagamaan yang diutamakan. Apapun alasannya, semuanya berangkat dari satu niat yang sama-menanamkan harapan untuk masa depan anak. Pemilihan sekolah dan jurusan penting dikomunikasikan antara orang tua dan anak agar keputusan terasa adil dan menumbuhkan semangat dikedua belah pihak.
Peran aktif orang tua dalam mendampingi masa transisi anak di tahun ajaran baru sekolah baru ini sangat diutamakan.
Di sisi lain, siswa yang baru memasuki sekolahpun tak lepas dari dinamika emosional. Mereka menghadapi situasi baru, lingkungan asing, dan teman-teman yang belum dikenalnya. Tak jarang muncul rasa takut bercampur semangat. Maka disinilah peran guru, wali kelas, dan konselor sangat diperlukan untuk memastikan siswa merasa nyaman, aman dan percaya diri.
Disinilah perlunya pendampingan dari guru, wali kelas dan konselor, agar momen awal tahun ajaran baru ini, siswa merasa nyaman tenang, dan semangat dan kepercayaan dirinya terbangun baik di sekolah, guru dan teman yang baru.
Para gurupun tak kalah sibuk. Mulai dari kegiatan pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa baru, penataan kelas, penyusunan administrasi, hingga pembinaan karakter siswa yang menjadi rutinitas di awal tahun ajaran. Setiap tahun menghadirkan tantangan baru. Latar belakang siswa yang beragam, ekspektasi yang terus berkembang dan semangat untuk memberikan pendidikan bermakna adalah bagian dari tanggung jawab yang tidak ringan.
Membangun iklim positif, menyapa dan menyambut dengan hangat siswa di hari pertama masuk sekolah merupakan langkah awal sebelum proses kegiatan belajar dilakukan.
Sinergi antara sekolah dan orang tua menjadi kunci utama untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat dalam karakter. Komunikasi aktif antar guru dan wali siswa menjadi jembatan untuk menyatukan harapan keluarga dengan realita dunia pendidikan.
Kolaborasi sekolah, orang tua dan siswa terus dibangun untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita anak. Harapan dan tantangan adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan. Tahun ajaran baru adalah awal untuk memperkuat pelayanan pendidikan yang bermakna dan kolaborasi antar berbagai pihak demi masa depan yang lebih cerah.
Refleksi dan harapan di awal tahun ajaran baru ini bagi guru, orang tua dan siswa merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan, ada harapan dan sekaligus tantangan. [r]
Dra. Khusnul Daroyah, Penulis adalah guru matematika di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Yogyakarta