Penyuluh KUA Mantrijeron Koordinasi Lintas Sektoral Kemantren untuk Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digita

*Penyuluh Agama Mantrijeron Berkontribusi dalam Koordinasi Lintas Sektoral Kemantren untuk Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital*
KUA Mantrijeron– Penyuluh Agama Mantrijeron kembali menunjukkan perannya dalam membangun masyarakat dengan berkontribusi aktif dalam koordinasi lintas sektoral Kemantren Mantrijeron. Salah satu agenda penting yang menjadi perhatian adalah edukasi mengenai “Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital”, yang menjadi langkah strategis dalam persiapan menuju Lomba Juara Tingkat Kota Yogyakarta. Kamis (25/5/2025)
Dalam era digital yang berkembang pesat, tantangan dalam mendidik anak dan remaja semakin kompleks. Penyuluh Agama Mantrijeron bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Kemantren, tenaga pendidikan, dan organisasi masyarakat untuk merumuskan pendekatan terbaik dalam pengasuhan anak. Tujuan utama dari koordinasi ini adalah memberikan pemahaman kepada orang tua dan pendidik tentang cara membimbing anak agar tetap memiliki nilai-nilai moral yang kuat di tengah arus digitalisasi.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari berbagai pihak. Para undangan yang hadir dalam sesi diskusi dan koordinasi lintas sektoral terhadap pembahasan. “Kami sangat terbantu dengan wawasan yang diberikan oleh penyuluh agama. Tantangan pengasuhan di era digital memang tidak mudah, namun dengan bimbingan seperti ini, kami bisa lebih memahami cara menghadapi perubahan zaman,” ujar salah seorang.
Koordinasi lintas sektoral ini juga menjadi bagian dari upaya mempersiapkan Mantrijeron untuk mengikuti Lomba Juara Tingkat Kota Yogyakarta. Diharapkan, dengan kerja sama dan sinergi yang kuat antara berbagai sektor, Mantrijeron dapat menjadi contoh dalam penerapan pola asuh yang efektif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Dengan adanya kontribusi aktif dari Penyuluh Agama Mantrijeron, diharapkan generasi muda di wilayah ini dapat tumbuh dengan pemahaman yang lebih baik tentang dunia digital, serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan dan sosial yang mendukung perkembangan karakter mereka.(EDW)