Berita

Penyuluh KUA Umbulharjo Berikan Pembinaan Khusus di Lapas Kelas IIA Wirogunan

Penyuluh KUA Umbulharjo Berikan Pembinaan Khusus di Lapas Kelas IIA Wirogunan

Yogyakarta — Suasana berbeda terlihat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Wirogunan, Yogyakarta, pada Kamis, 22 Mei 2025. Pada hari ini, kegiatan pembinaan keagamaan yang biasanya diisi dengan semakan Al-Qur’an dan pembelajaran Iqro, difokuskan pada pembinaan motivasi hidup kepada warga binaan yang tergolong baru. Suparman, S.Th.I., Penyuluh Agama Islam dari KUA Kemantren Umbulharjo, hadir memberikan materi khusus kepada warga binaan di Blok H. Blok ini merupakan blok yang dihuni oleh narapidana yang baru masuk pindahan dari Lapas Pajangan Bantul. Dalam kegiatan ini, Suparman tidak sendiri. Ia bersama dua penyuluh agama Islam lainnya yang terjadwal dihari kamis, yaitu Agus Saiful Bahri dari KUA Wirobrajan dan Wintolo dari KUA Ngampilan. Ketiga penyuluh tersebut hadir sebagai bagian dari program pembinaan di Madrasah Al Fajar yang rutin dilakukan di Lapas Wirogunan. Namun, berbeda dari kegiatan reguler yang lebih bersifat teknis keagamaan, kali ini fokus diarahkan pada pemberian motivasi hidup. Tujuannya adalah untuk memberikan semangat dan bekal psikologis bagi warga binaan agar mampu menjalani masa hukuman dengan sikap yang lebih positif dan produktif.

Dalam penyampaiannya, Suparman mengajak warga binaan untuk menjadikan masa tahanan sebagai momen refleksi dan perbaikan diri. Ia menekankan pentingnya meninggalkan pola hidup yang bertentangan dengan hukum dan menggantinya dengan perilaku yang lebih bermakna, bernilai ibadah, dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini diharapkan dapat membentuk tekad yang kuat dalam diri mereka untuk kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.

Kegiatan motivasi ini disambut antusias oleh warga binaan. Mereka terlihat aktif mengikuti sesi, mendengarkan materi dengan saksama, dan menunjukkan ketertarikan untuk berubah ke arah yang lebih positif. Kehadiran para penyuluh agama ini dinilai sangat penting, tidak hanya sebagai pemberi bimbingan spiritual, tetapi juga sebagai motivator yang membangkitkan harapan dan semangat baru bagi para warga binaan. Program pembinaan keagamaan dan motivasi di lingkungan Lapas menjadi salah satu bentuk nyata dari peran aktif Kementerian Agama, melalui para penyuluhnya, dalam memberikan pelayanan keagamaan yang inklusif. Diharapkan, kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi sarana efektif dalam proses reintegrasi sosial warga binaan, serta upaya pencegahan terhadap pengulangan tindak pidana setelah mereka bebas nantinya.(arm)

Leave a Reply