Yogyakarta – Penyuluh Agama Islam KUA Kemantren Mergangsan hadir mewakili Kepala KUA Kemantren Mergangsan dalam kegiatan Optimalisasi Peran & Sinergi Lembaga Wilayah dalam Perlindungan Perempuan dan Anak yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Rabu (24/9/2025) di Hotel KHAS Tugu.
Forum ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat dan lembaga terkait yang memiliki perhatian terhadap isu perempuan dan anak. Dua narasumber utama dihadirkan untuk memperkaya wawasan peserta. Ibu Bernadetta Dwi Retno Aryanti, S.Psi., Psikolog, menekankan bahwa pendampingan psikologis bagi korban kekerasan, khususnya perempuan dan anak, merupakan langkah penting dalam proses pemulihan. Ia juga mengingatkan bahwa petugas maupun relawan pendamping perlu memiliki ketahanan diri, yakni kemampuan menjaga kekuatan mental dan keseimbangan emosi, agar tidak ikut terbebani trauma saat mendampingi korban.
Sementara itu, Ibu Ririk Banowati Permanasari, S.H., anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, menyoroti pentingnya dukungan regulasi dan kebijakan daerah. Ia menegaskan bahwa DPRD berperan memastikan lahirnya kebijakan yang berpihak pada perempuan dan anak, serta mendorong implementasinya secara nyata di lapangan.
Dalam forum tersebut ditegaskan bahwa perlindungan perempuan dan anak tidak bisa dilakukan sendiri oleh satu lembaga, melainkan memerlukan sinergi lintas sektor. Unsur KUA, TP PKK, Puskesmas, Satgas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga LPMK diharapkan saling bahu-membahu dalam membangun lingkungan keluarga yang aman, ramah, dan melindungi.
Kehadiran Penyuluh KUA Mergangsan dalam forum ini menjadi bukti nyata dukungan Kementerian Agama dalam penguatan ketahanan keluarga. Melalui pembinaan keagamaan dan penanaman nilai-nilai spiritual, Kemenag terus berkomitmen mendampingi masyarakat agar Kota Yogyakarta menjadi lingkungan yang semakin peduli, aman, dan berpihak pada perempuan dan anak.[HP]
